TUGAS PSIKOLINGUISTIK
Tentang
GANGGUAN BERBAHASA GAGAP BICARA
YANG BERADA DI ALAHAN PANJANG KABUPATEN SOLOK
DOSEN PEMBIMBING: SILVIA MARNI, M. PD
DISUSUN OLEH
1.
EFNIDA
2.
DILLA
EMILIA
3.
LIDYA
ANGGRAINI
4.
RIZKY
MAULANA M.
SESI: A 2013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Gangguan Berbahasa Gagap Berbicara
Yang Berada di Alahan Panjang Kabupaten Solok”.
Adapun
tujuan utama penulis dalam membuat laporan penelitian ini yaitu untuk melengkapi
tugas matakuliah Psikolinguistik semester V Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Sumatera
Barat.
Dengan tersusunnya makalah ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Dosen
pembimbing Psikolinguistik Silvia Marni, M. Pd.
2. Teman-teman
sesi A 2013
Demikianlah laporan penelitia ini kami susun dan
kami sebagai penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk
itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Padang,
Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................
i
DAFTAR
ISI............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang................................................................................................
1
B.
RumusanMasalah...........................................................................................
2
C.
Tujuan
Penelitian ........................................................................................... 2
D.
Manfaat
Penelitian ........................................................................................ 2
E.
Metode
Penelitian ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
GANGGUAN BERBAHASA GAGAP BICARA
A.
Pengertian
Gagap Bicara ............................................................................... 3
B.
Macam-Macam
Gagap Bicara ....................................................................... 4
C.
Penyebab
Gagap Bicara ................................................................................ 5
D.
Tanda-Tanda
Gagap Bicara .......................................................................... 6
E.
Cara
Menghilangkan Gagap Bicara .............................................................. 7
BAB III HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
A.
Identitas
gagap bicara ................................................................................... 10
B.
Analisis
gagap bicara ..................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................
13
B. Saran ............................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Berbahasa merupakan proses mengomunikasikan bahasa tersebut. Proses
berbahasa sendiri memerlukan pikiran dan perasaan yang dilakukan oleh otak
manusia untuk menghasilkan kata-kata atau kalimat. Secara teoritis proses
berbahasa dimulai dengan enkode semantik, enkode gramatika dan enkode fonologi.
Enkode semantik dan enkode gramatika berlangsung dalam otak, sedangkan enkode
fonologi dimulai dari otak lalu diteruskan pelaksanaannya oleh alat-alat bicara
yang melibatkan sistem syaraf otak bicara. Ketiga enkode tersebut berkaitan
dalam kegiatan produksi bahasa seseorang, yang juga berkaitan erat dengan
hubungan antara otak dan organ bicara seseorang.
Manusia yang normal fungsi otak dan
alat bicaranya tentu dapat berbahasa dengan baik. Namun, mereka yang memiliki
kelainan fungsi otak dan alat bicaranya, tentu mempunyai kesulitan dalam
berbahasa, baik produktif maupun reseptif (menerima tanggapan dari orang lain).
Jadi, kemampuan berbahasa terganggu.
Gangguan-gangguan berbahasa
tersebut sebenarnya akan sangat mempengaruhi proses berkomunikasi dan
berbahasa. Banyak faktor yang mempengaruhi dan menyebabkan adanya gangguan
berbahasa, kemudian faktor-faktor tersebut akan menimbulkan gangguan berbahasa.
Maka dari itu, dalam makalah ini akan dijabarkan gangguan berbahasa yang
dialami manusia yaitu salah satunya berbicara gagap berserta faktor-faktor yang
menyebabkannya.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang yang telah
diuraikan maka penulis mengambil permasalahan dan merumuskannya dalam
pertanyaan yakni: “Apa faktor yang menyebabkan terjadinya berbicara gagap pada
Bapak Asrul (Ajo) dan Bapak Safril?”
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian yang kami lakukan ini adalah :
1. Untuk
mengetahui tentang orang gagap.
2. Untuk
memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah psikolinguistik.
3. Untuk
mengetahui faktor penyebab orang gagap bicara dan mencari solusinya untuk
mengatasi gagap.
D. Manfaat
Penelitian
Manfaat
penelitian yang kami lakukan ini adalah :
1. Bisa
berpedoman bagi orang yang melakukan penelitian tentang orang gagap.
2. Mengetahui
faktor-faktor penyebab seseorang gagap dalam berbicara.
E. Metode
Metode yang saya lakukan untuk
mengetahui orang gagap bicara ini adalah dengan melakukan wawancara. Wawancara
yang saya lakukan ini untuk lebih tahu informasi yang jelas.
BAB II
PEMBAHASAN
GANGGUAN BERBAHASA GAGAP BICARA
A. Pengertian
Gagap Bicara
Tertahan-tahan, tertegun-tegun
tidak lancar ketika berbicara (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Gagap adalah
gangguan bicara dimana suara, suku kata, atau kata-kata diucapkan berulang atau
berkepanjangan sehingga mengganggu aliran normal berbicara. Sekitar 100% orang
dewasa gagap, dimana 80% laki-laki dan 20% perempuan.
Dari hasil berbagai penelitian yang
melibatkan sampel dalam jumlah besar, fenomena bicara gagap ini lebih banyak
terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan dengan perbandingan 4:1. Hal
tersebut juga sering bersifat "datang dan pergi", artinya dua minggu
hilang, kemudian muncul lagi. Apabila itu adalah ketidaklancaran normal (normal
disfluency) yang berarti bahwa meskipun kelancaran itu adalah penyimpangan
tetapi penyimpangan itu adalah hal yang normal pada anak-anak. Bahkan kita
orang dewasa juga masih melakukan pengulangan dalam kondisi tertentu, asumsi
utamanya adalah anak sedang berusaha menggunakan bentuk-bentuk baru dari bahasa
yang dikuasainya yang memerlukan kemahiran mengeluarkan bunyi atau makna yang
baru.
Bentuk pengulangan tersebut dapat berupa
bunyi (m-m-m-mama), suku kata (ma-ma-ma-mama), kata (mama-mama-mama mau mana?),
frasa (mama mau-mama mau-mama mau mana?), bunyi memanjang (mmmmmm....mama),
kesulitan start (...................mama), dan pause yang sering dan tidak
menentu.
Gagap adalah berbicara yang kacau
karena sering tersendat-sendat, mendadak berhenti, lalu mengulang-ulang suku
kata pertama, kata-kata berikutnya, dan setelah berhasil mengucapkan kata-kata
itu kalimat dapat diselesaikan (Abdul Chaer, 2003: 153). Gagap adalah gangguan
bicara atau kesalahan dalam ucapan dengan cara mengulang-ulang bunyi, suku kata
atau kata, atau pengulangan konsonan dan suku kata secara spasmodic (terjadi
pengejaan).
Dapat disimpulan bahwa, gagap
berbicara merupakan gangguan bicara dan bahasa dimana aliran bicara normal
(lancar) merupakan pengulangan sering terganggu oleh suara atau suku kata,
perpanjangan kata-kata atau frasa dan penyumbatan aliran udara.
B. Macam-macam
Gagap Bicara
a. Gagap
perkembangan
Ketidaksingkronan emosi anak yang
mengebu-gebu dan pengaturan alat bicara biasanya terjadi pada anak usia 2-4
tahun. Kondisi gagap pada periode usia 2-4 tahun
merupakan keadaan yang masih wajar terjadi
sebagai bagian dari proses perkembangan bicara anak. Gagap
biasanya muncul karena kontrol emosinya yang masih rendah dan
antusiasme anak untuk mengemukakan ide-idenya
belum dibarengi dengan kematangan alat bicaranya.
Sementara pada anak remaja biasanya disebabkan
karena rasa kurang percaya diri dan
kecemasan akibat perubahan fisik, mental dan sosial yang sedang
dialaminya.
b. Gagap
sementara
Gagap yang disebabkan faktor
psikologis biasanya terjadi pada anak usia 5-8 tahun. Umumnya disebabkan
oleh faktor psikologis, misalnya anak mulai
memasuki lingkungan baru yang lebih luas,
seperti lingkungan sekolah dan pergaulan, sehingga
anak memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri baik
secara mental maupun sosial.
c. Gagap
menetap
Gagap yang tidak ada upaya atau
ikhtiar disembuhkan seumur hidup. Biasanya lebih banyak disebabkan
oleh faktor kelainan fisiologis alat bicara
dan akan terus berlangsung, kecuali dibantu dengan terapi
wicara (speech therapy).
C. Penyebab
Gagap Bicara
Hal-hal yang dianggap mempunyai
peranan dalam menyebabkan terjadinya kegagapan itu:
1. Faktor-faktor
“stress” dalam kehidupan berkeluarga.
2. Pendidikan
anak yang dilakukan secara diktator, dengan membentak-bentak, serta tidak
mengizinkan anak berargumentasi dan membantah.
3. Adanya
kerusakan pada belahan otak (hemisfer) yang dominan.
4. Faktor
neurotik famial (Abdul Chaer, 2003: 153-154).
Kegagapan adalah disfasia yang
ringan (Sidharta dalam Abdul Chaer, 2003: 154). Selanjutnya, kegagapan ini
lebih sering berjadi pada kaum laki-laki daripada kaum perempuan, dan lebih
banyak pada golongan remaja daripada golongan dewasa (Chauchard dalam Abdul
Chaer, 2003: 154).
Gagap bicara disebabkan banyak
faktor antara lain faktor biologis, sosiologis, dan psikologis.
Selanjutnya akan dibahas satu persatu sesuai dengan literatur yang ada.
a. Faktor
Biologis
1. Kelahiran
Prematur atau riwayat kelahiran bayi yang lahir prematur biasanya mengalami
kerusakan mental. Sering pertumbuhan jiwa dan jasmaninya tertunda atau
mengalami kelambatan.
2. Genetik
terjadi ketika ada garis keturunan yang membawa presdiposisi rentan terhadap
serangan gagap bicara. Gangguan saraf atau neorologis terdapat gangguan pada
kordinasi dari fungsi motorik untuk berbicara.
b. Faktor
Sosiologis
1. Lingkungan
keluarga yang disebabkan tekanan psikologis dari keluarga.
2. Lingkungan
masyarakat yang terasa asing sehingga membuatnya tertekan.
3. Faktor
Psikologi umumnya karena ketidakmatangan emosi seseorang atau kelambanan
perkembangan emosi seseorang.
D. Tanda-tanda
Gagap Bicara
Sebenarnya gagap tidaknya seorang
anak sudah bisa dideteksi sejak fase true speech (bicara benar) di usia 18
bulan. Kegagapan ini akan tampak jelas di usia 4-5 tahun karena
pada usia ini seharusnya perkembangan bahasa anak sudah baik,
pemahamannya sudah bagus, pembentukan kalimat,
bahasa ekspresif, dan kelancaran bicaranya juga
sudah bagus, serta sosialisasi anak pun
sudah lebih luas.
Kondisi gagap pada
anak bervariasi dari yang ringan sampai
berat. Pada gagap yang berat, selain sulit atau bahkan tak mampu
mengucapkan kata dengan huruf awal b, d, s, dan t. Huruf b, d, s, t adalah
huruf yang membutuhkan tenaga pada saat mengucapkannya dan justru kata-kata
yang diawali dengan huruf itulah yang sering mengalami gangguan pengucapan pada
penderita gagap.
Penderita gagap umumnya
juga sering diikuti oleh gerakan berulang
pada bagian tubuh yang tak bisa dia kendalikan. Namanya tics, yang
terjadi pada wajah atau gerak-gerak kecil pada bagian
punggung yang berulang dan tak terkendali.
Gerakan ini merupakan representasi perjuangan
dari dalam dirinya yang berat untuk dapat berbicara
lancar. Napasnya pun relatif lebih cepat. Serangan gagap ini dapat terjadi
setiap saat dan pada situasi-situasi tertentu seperti harus berbicara di
hadapan orang-orang yang dianggapnya memiliki kelebihan daripada dirinya.
Sementara pada gagap
yang ringan, anak dalam keadaan tertentu
dapat bicara normal dan lancar saat sedang
sendiri, berbisik, menyanyi, dan diantara
orang-orang yang dia anggap lebih rendah posisi atau usianya dibanding
dirinya. Serangan gagap bisa dialami bila ia
merasa malu, rendah diri atau terlampau
menyadari kondisi dirinya.
Secara umum tanda-tanda
kegagapan yang harus diwaspadai oleh orang
tua maupun guru menurut Dr. Ehud Yairi,
Ph.D. dari Department of Speech and Hearing
Science, Universitas Illinois, Amerika Serikat adalah sebagai berikut :
a. Mengulang-ulang
bunyi lebih dari dua kali, seperti i-i-i-ini.
b. Anak
tampak tegang dan berjuang untuk bicara (tampak dari otot-otot wajah, terutama
di sekitar mulut).
c. Nada
suara mungkin naik seiring pengulangan
d. Kadang
suara anak seperti tercekat, udara atau suara tertahan selama beberapa detik.
e. Jika
anak mengalami kegagapan dalam 10% lebih
pembicaraannya, maka kegagapannya dianggap cukup parah.
E. Cara
menghilangkan gagap
Ada 7 teknik yang bisa dilakukan
untuk membantu seseorang menghentikan gangguan bicara gagap, yaitu:
1. Mengidentifikasi
penyebabnya
Meskipun terkadang sulit menentukan
penyebab pastinya, tapi dengan mengidentifikasi pola yang mendasarinya bisa
membantu seseorang mengatasi gangguan ini. Untuk mengatasinya cobalah berlatih
artikulasi kata saat sedang sendiri dengan menggunakan bantuan cermin.
2. Berbicara
pelan-pelan
Teknik ini adalah salah satu metode
yang dipraktekkan untuk menghentikan gagap. Dengan berbicara pelan-pelan akan
membantu seseorang membentuk kata-kata dalam pikirannya, sehingga bisa
mengurangi stres dan dapat mengucapkan kata dengan benar. Jika praktek ini
sering dilakukan, maka lama kelamaan gagap akan semakin menurun dan bisa
berbicara lebih lancar dan cepat.
3. Menyanyikan
kata-kata
Meski belum ada alasan yang bisa
diidentifikasi, kebanyakan orang yang gagap tidak menghadapi masalah tersebut
saat sedang bernyanyi. Karenanya metode bernyanyi bisa digunakan untuk membantu
menghentikan gagap. Cobalah untuk berbicara dengan cara menyanyi, menambahkan
beberapa irama pidato memungkinkan orang untuk berkonsentrasi dan menjaga
kata-kata yang akan diucapkannya.
4. Bernapas
dalam-dalam
Jika pemicu gagap adalah stres,
maka bernapas dalam-dalam bisa membantu mengurangi stres. Latihan pernapasan
bisa membantu menenangkan dan mengurangi tekanan, serta pernapasan yang benar
dapat memberi waktu jeda antara kata-kata.
5. Membaca
dengan suara keras
Latihan membaca dengan suara keras
saat sedang sendiri bisa membantu mengatasi gagap. Latihan ini secara tidak
sadar dapat memberikan seseorang waktu untuk berkonsentrasi pada
pengucapannya.Latihan ini juga memberikan nilai tambahan dengan membantu
meningkatkan kosa kata, sehingga memberikan kemampuan untuk mengganti kata-kata
yang sulit menjadi lebih sederhana.
6. Berpikirlah
positif
Pemikiran ini merupakan salah satu
hal yang penting, karena dengan berpikiran positif bisa memberikan keberanian
dalam mengatasi kesulitan berbicara dan membantu mencapai tujuan. Hal lain yang
penting untuk diingat adalah banyak orang yang bisa bebas dari masalah gagap.
7. Melakukan
terapi jika tak mampu mengatasi sendiri
Jika tidak mampu mengatasinya
sendiri, cobalah untuk mencari bantuan profesional. Terapis akan memberikan
program-program yang harus dilalui untuk menghentikan gagap.
BAB III
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
A. Identitas
penderita gagap bicara
a. Data
penderita gagap bicara I
Nama : Asrul (Ajo)
Jenis kelamin : Laki-laki
TTL : Alahan Panjang, 26 Juli
1978
Anak ke :
2
Agama : Islam
Alamat : Riak danau, Alahan Panjang
kabupaten Solok
Pekerjaan : Tani
b. Data
penderita gagap bicara II
Nama : Safrial
Jenis kelamin : Laki-laki
TTL : Muaro labuah, 4 April
1960
Anak ke : 1
Agama : Islam
Alamat : Riak danau, Alahan Panjang kabupaten
Solok
Pekerjaan : Tani
B. Analisis
gagap bicara
Berdasarkan penelitian yang kami
lakukan di lapangan tepatnya di Nagari Riak Danau, Alahan Panjang, Kabupaten
Solok. Pada hari sabtu tanggal 7 November 2015. Menjadi subjek penelitian yaitu
seorang petani Bapak Asrul akrabnya dipanggil Ajo. Bekerja sebagai petani, di
kebun beliau penuh dengan cabe, kentang, bawang, dan jeruk. Dari
observasi yang dilakukan, kasus ini memang
mempunyai masalah kegagapan. Ia sering mengulang-ulang kata
dan kesulitan mengucapkan huruf-huruf tertentu ketika berbicara.
Dia mengalami salah satu gangguan berbicara yaitu gagap bicara. Beliau orang
yang periang, dan suka bercanda. Saat kami mewawancarai beliau, setiap kata yang
beliau ucapkan membuat kami tertawa, sikapnya yang hangat dan membuat kami
mudah akrab dengan beliau. Beliau juga mempunyai percaya diri yang tinggi,
tidak merasa malu meskipun beliau bicara tidak lancar.
Menurut Orang terdekatnya Bapak Ajo
menderita gagap bicara sejak beliau kecil, anak seusia beliau telah lancar
berbicara tapi beliau tidak seperti anak lainnya, kata yang diucapkannya
diulang-ulang dan tidak lancar. Belum pernah mendapatkan bantuan baik medis
maupun psikologis dari gangguan berbahasa gagap bicara yang dideritanya. Bapak
Ajo termasuk kepada orang yang mengalami gagap menetap, gagap yang tidak ada
upaya atau ikhtiar disembuhkan seumur hidup. Biasanya lebih banyak
disebabkan oleh faktor kelainan fisiologis alat
bicara dan akan terus berlangsung, kecuali dibantu
dengan terapi wicara (speech therapy).
Di pandang dari faktor penyebab
gagap bicara yaitu pada faktor fisiologis yang berkaitan dengan masalah
genetik, orang tua dari subjek observasi yang dilakukan memberikan keterangan
bahwa ayah kandung dari si penderita juga mengalami gagap bicara yang juga
dideritanya sejak kecil dan itu berlangsung sampai sekarang. Serta keponakan
laki-laki beliau yang berusia 8 tahun juga mengalami gangguan berbahasa gagap
bicara dan ini juga dideritanya sejak kecil juga masih gagap bicara sampai saat
sekarang ini.
Kami mendapatkan dua subjek
penelitian, selain Ajo kami juga bertemu dengan Bapak Safrial beliau juga
menderita penyakit gagap. Beliau bekerja sebagai petani dan supir. Beliau gagap
bicara apabila beliau berbicara didesak, cemas, bicara cepat dan bercerita,
maka apa yang dibicarakannya kata demi kata akan diulang-ulang. Tapi ketika
bicara pelan dan tak banyak bercerita beliau bicara seperti orang normal tak
terlihat gagapnya. Saat kami wawancarai beliau bicaranya seperti orang normal,
karena satu pertanyaan dan satu jawaban dari beliau tak ada umpan balik. Maka
kami tidak melihat kegagapan bicaranya.
Menurut keterangan istrinya, bapak
akan gagap ketika bicaranya didesak, cemas dan bicara panjang lebar. Bapak
Safril tergolong pada Gagap sementara, karna jenis gagap mata ini terjadi
diatas 5-8 tahun, dan bukan merupakan penyakit keturunan, dan jenis gagap ini
bisa diobati dengan terapi yang rajin. Bapak dulu pernah bercerita kalau awal
beliau gagap disebabkan oleh trauma, ketakutan, kecemasan yang berlebih pada
saat beliau diganggu oleh preman yang memperolok-olok beliau. Sehingga beliau
ketakutan sampai menangis tersedu-sedu, setiba di rumah ditanya oleh kedua
orang tuanya. Beliau menjawab sambil menangis tersedu-sedu sehingga apa yang
dikatakan tidak jelas dan terputus-putus kata demi kata, serta diulang-ulang.
Sejak saat itu, ketika beliau cemas, didesak untuk bicara dan bicara panjang
lebar beliau gagap bicara hingga saat sekarang ini.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagap merupakan suatu
gangguan bicara dimana aliran bicara
terganggu tanpa disadari dengan adanya
pengulangan dan pemanjangan suara, suku
kata, kata atau frasa, serta jeda atau
hambatan tak disadari yang mengakibatkan gagalnya
produksi suara. Kalau dalam komunikasi,
gagap merupakan salah satu gangguan irama kelancaran
(disritmia) dalam tatanan ujaran.
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, Bapak Ajo termasuk kepada orang yang mengalami gagap menetap, gagap
yang tidak ada upaya atau ikhtiar disembuhkan seumur hidup. Biasanya
lebih banyak disebabkan oleh faktor kelainan
fisiologis alat bicara dan akan terus
berlangsung, kecuali dibantu dengan terapi wicara (speech therapy). Faktor
penyebab Ajo menderita gagap bicara tergolong kepada faktor fisiologis yaitu
berkaitan dengan masalah genetik atau gangguan organis. Sebab ayahnya sudah
lebih dahulu dan sekarang keponakan atau anak dari adik perempuannya juga
mengalami gagap bicara.
Bapak Safrial beliau juga menderita
penyakit gagap. Saat kami wawancarai beliau bicaranya seperti orang normal,
karena satu pertanyaan dan satu jawaban dari beliau tak ada umpan balik. Maka
kami tidak melihat kegagapan bicaranya.
Menurut keterangan istrinya, bapak akan gagap ketika bicaranya didesak,
cemas dan bicara panjang lebar. Bapak Safril tergolong pada Gagap sementara,
karna jenis gagap mata ini terjadi diatas 5-8 tahun, dan bukan merupakan
penyakit keturunan, dan jenis gagap ini bisa diobati dengan terapi yang rajin.
Bapak dulu pernah bercerita kalau awal beliau gagap disebabkan oleh trauma,
ketakutan, kecemasan yang berlebih pada saat beliau diganggu oleh preman yang
memperolok-olok beliau. Sehingga beliau ketakutan sampai menangis tersedu-sedu,
setiba di rumah ditanya oleh kedua orang tuanya. Beliau menjawab sambil
menangis tersedu-sedu sehingga apa yang dikatakan tidak jelas dan
terputus-putus kata demi kata, serta diulang-ulang. Sejak saat itu, ketika
beliau cemas, didesak untuk bicara dan bicara panjang lebar beliau gagap bicara
hingga saat sekarang ini.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan
untuk mengurangi rasa gagap seperti berbicara dengan tempo yang lamban,
bernyanyi, berbicara keras-keras di depan cermin dan sering membaca al-quran.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, kami menyarankan kepada pembaca agar tidak memcemooh orang yang
gagap bicara. Ketika kita berada diantara orang yang menderita penyakit gagap,
sebaiknya kita menjadi teman atau sahabat baginya. Jika kita menjadi orang yang
dekat bagi mereka, maka kita akan menjadi tahu apa yang sebenarnya mereka
rasakan. Dengan demikian, orang yang menderita penyakit gagap akan menjadi
orang yang merasa diperhatikan. Dengan itu mereka tidak akan merasa menjadi
canggung untuk bercampur dengan masyarakat. Kepada yang mempunyai penyakit
gagap, cobalah untuk lebih tenang dalam berbicara serta mencoba terapi yang
bisa menghilangkan penyakit gagap nya tersebut.
Semoga laporan penelitian orang
gagap ini bisa bermanfaat bagi pembaca serta menjadi referensi atau pun contoh
apabila pembaca melakukan penelitian tentang orang gagap. Laporan penelitian
ini masih banyak terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam merangkai
kata, maka dari itu kami mohon kritik dan saran untuk ke depannya lebih baik.
LAMPIRAN
Foto
bersama Bapak Asrul (Ajo)
DAFTAR PUSTAKA
Adek Thia. 30 September 2011. Artikel: Pengeliminir
Gagap Bicara, (Online),
(http://pengeliminirgagapbicara.blogspot.com/2011/09/pengeliminir-gagap-bicara.html,
diakses 14 November 2015).
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoritik.
Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.
http://mediaonlinenews.com/kesehatan/7-teknik-mengobati-gagap
Jatmiko. 19 Oktober 2010. Artikel: Gangguan
Berbahasa, (Online),
(http://micocaem89.blogspot.com/2010/10/makalah-psikolinguistik.html, diakses
14 November 2015).
Joko Kusmanto. 30 September 2003. Artikel: (Balita
Anda) Permasalahan Gagap, (Online),
(http://www.mail-archive.com/balita-anda@balita-anda.com/msg15866.html, diakses
15 November 2015).
Rohmad. 2012. Tips-menyembuhkan gagap. (http://rohmad.net/2012/12/17/tip-menyembukan-gagap/.html,
30 November 2015 ).
Ruth Novasari. 24 September 2009. Artikel: Gagap
pada Anak (Penyebab dan Terapinya), (Online),
(http://16happyday.blogspot.com/2009/09/gagap-pada-anak-penyebab-dan-terapinya.html,
diakses 30 November 2015).